Saturnus adalah sebuah planet di tata surya yang
dikenal juga sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari
Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi.
Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi,
Saturnus, dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain
berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat,
yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah
karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti
Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun
atas gas amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan
di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu
cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih
belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin
terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal.
Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal
akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan
yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah
bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga
2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh
diantaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione,
Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet
Merkurius), dan Iapetus
Bentuk fisik
Besar Saturnus dibandingkan dengan Bumi.
Saturnus
memiliki bentuk yang diratakan di kutub, dan dibengkakkan keluar
disekitar khatulistiwa. Diameter khatulistiwa Saturnus sebesar 120.536
km (74.867 mil) dimana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan
sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang
diratakan ini disebabkan oleh rotasinya yang sangat cepat, merotasi
setiap 10 jam 14 menit waktu Bumi. Saturnus adalah satu-satunya Planet
di tata surya yang massa jenisnya lebih sedikit daripada air. Walaupun
inti Saturnus memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air, planet
ini memiliki atmosfer yang mengandung gas, sehingga massa jenis relatif
planet ini sebesar is 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air), sebagai
hasilnya, jika Saturnus diletakan diatas kolam yang penuh air, Saturnus
akan mengapung.
Atmosfer
Awan heksagonal kutub utara yang pertama dideteksi oleh Voyager 1 dan akhirnya dipastikan oleh Cassini.
Komposisi
Bagian
luar atmosfer Saturnus terbuat dari 96.7% hidrogen dan 3% helium, 0.2%
metana dan 0.02% amonia. Pada atmosfer Saturnus juga terdapat sedikit
kandungan asetilena, etana dan fosfin.[10]
Awan
Awan
Saturnus, seperti halnya Yupiter, merotasi dengan kecepatan yang
berbeda-beda bergantung dari posisi lintangnya. Tidak seperti Yupiter,
awan Saturnus lebih redup dan awan Saturnus lebih lebar di khatulistiwa.
Awan terendah Saturnus dibuat oleh air es, dan dengan ketebalan sekitar
10 kilometer. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K
(-10°F, -23°C). Awan diatasnya, memiliki ketebalan 50 kilometer, terbuat
dari es amonium hidrogensulfida (simbol kimia: NH4HS), dan
diatas awan tersebut terdapat awan es amonia dengan ketebalan 80
kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas hidrogen dan helium, dimana
tebalnya sekitar 200 dan 270 kilometer. Aurora juga diketahui terbentuk
di mesosfer Saturnus.[10] Temperatur di awan bagian atas
Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F, -175 °C).
Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada yang
diluar karena panas yang diproduksi di bagian dalam Saturn.[11] Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di Tata Surya, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph),[12] yang jauh lebih cepat daripada angin yang ada di Bumi.
Pada
Atmosfer Saturnus juga terdapat awan berbentuk lonjong yang mirip
dengan awan berbentuk lonjong yang lebih jelas yang ada di Yupiter.
Titik lonjong ini adalah badai besar, mirip dengan angin taufan yang ada
di Bumi. Pada tahun 1990, Teleskop Hubble mendeteksi awan putih didekat
khatulistiwa Saturnus. Badai seperti tahun 1990 diketahui dengan nama Bintik Putih Raksasa, badai unik Saturnus yang hanya ada dalam waktu yang pendek dan muncul setiap 30 tahun waktu Bumi.[13]
Bintik Putih Raksasa juga ditemukan tahun 1876, 1903, 1933, dan tahun
1960. Jika lingkaran konstan ini berlanjut, diprediksi bahwa pada tahun
2020 bintik putih besar akan terbentuk kembali.[14]
Pesawat
angkasa Voyager 1 mendeteksi awan heksagonal didekat kutub utara
Saturnus sekitar bujur 78° utara. Cassini-Huygens nantinya
mengkonfirmasi hal ini tahun 2006. Tidak seperti kutub utara, kutub
selatan tidak menunjukan bentuk awan heksagonal dan yang menarik,
Cassini menemukan badai mirip dengan siklon tropis terkunci di kutub
selatan dengan dinding mata yang jelas. Penemuan ini mendapat catatan
karena tidak ada planet lain kecuali Bumi di tata surya yang memiliki
dinding mata.
Inti Planet
Inti Planet
Saturnus mirip dengan Yupiter. Planet ini memiliki inti planet di
pusatnya dan sangat panas, temperaturnya mencapai 15.000 K (26.540 °F,
14.730 °C). Inti Planet Saturnus sangat panas dan inti planet ini
meradiasi sekitar 21/2 kali lebih panas daripada jumlah energi yang diterima Saturnus dari Matahari.[11]
Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan Bumi, namun jumlah massa
jenisnya lebih besar. Diatas inti Saturnus terdapat bagian yang lebih
tipis yang merupakan hidrogen metalik, sekitar 30.000 km (18.600 mil).
Diatas bagian tersebut terdapat daerah liquid hidrogen dan helium.[15] Inti planet Saturnus berat, dengan massa sekitar 9 sampai 22 kali lebih dari massa inti Bumi.[
Zaman kuno dan observasi
Saturnus telah diketahui sejak zaman prasejarah.[20]
Pada zaman kuno, planet ini adalah planet terjauh dari 5 planet yang
diketahui di tata surya (termasuk Bumi) dan merupakan karakter utama
dalam berbagai mitologi. Pada mitologi Kekaisaran Romawi, Dewa Saturnus,
dimana nama Planet ini diambil dari namanya, adalah dewa pertanian dan
panen.[21] Orang Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani Kronos.[21] Orang Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos,[22] dan orang Romawi mengikutinya.
Pada
astrologi Hindu, terdapat 9 planet dimana Tata Surya diketahui dengan
nama Navagraha. Saturnus, salah satu dari mereka, diketahui dengan nama
“Sani” atau “Shani,” hakim dari semua Planet, dan menentukan seluruhnya
menurut kelakuan baik atau buruk yang mereka lakukan.[21] Kebudayaan Tiongkok dan Jepang kuno menandakan Saturnus sebagai bintang Bumi
(土星). Hal ini berdasarkan 5 elemen yang secara tradisional digunakan
untuk mengklasifikasikan elemen alami. Orang Ibrani kuno menyebut
Saturnus dengan nama “Shabbathai”. Malaikatnya adalah Cassiel.
Kepintarannya, atau jiwa bermanfaat, adalah Agiel (layga), dan
jiwanya (jiwa gelap) adalah Zazel (lzaz). Orang Turki Ottoman dan orang
Melayu menamainya “Zuhal”, berasal dari bahasa Arab زحل.
Cincin
Saturnus membutuhkan paling sedikit teleskop dengan diameter 75 mm untuk
menemukannya dan cincin tersebut tidak diketahui sampai ditemukan oleh
Galileo Galilei tahun 1610.[23] Galileo sempat bingung dengan
cincin Saturnus dan mengira bahwa Saturnus bertelinga. Christian
Huygens menggunakan teleskop dengan perbesaran yang lebih besar dan ia
menemukan bahwa cincin itu adalah cincin Saturnus. Huygens juga
menemukan bulan dari Saturnus, Titan. Tidak lama, Giovanni Domenico
Cassini menemukan 4 bulan lainnya, Iapetus, Rhea, Tethys dan Dione. Pada
tahun 1675, Cassini juga menemukan celah yang disebut dengan divisi
Cassini.[24]
Tidak ada penemuan lebih lanjut sampai
tahun 1789 ketika William Herschel menemukan 2 bulan lagi, Mimas dan
Enceladus. Bulan Hyperion, yang memiliki resonansi orbit dengan Titan,
ditemukan tahun 1848 oleh tim dari Britania Raya.
Pada tahun 1899,
William Henry Pickering menemukan satelit Phoebe. Selama abad ke-20,
penelitian terhadap Titan mengakibatkan adanya konfirmasi pada tahun
1944 bahwa Titan memiliki atmosfer yang tebal, dimana Titan menjadi
bulan yang unik diantara bulan di Tata Surya lainnya.
Rabu, 31 Oktober 2012
Planet Uranus
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan
planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya. Ia
dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari
Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun Uranus
terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak
pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya
dan orbitnya yang lambat. Sir William Herschel
mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang
diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
Uranus juga merupakan planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan
teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus, dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, “raksasa es”. Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak “es” seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon.Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks, dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air, dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana.Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak bulan. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan bulan-bulannya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam)
Orbit dan Rotasi
Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA). Intensitas sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi.Elemen orbitnya dihitung pertama kali tahun 1783 oleh Pierre-Simon Laplace. Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati, dan pada tahun 1841, John Couch Adams pertama kali mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan gravitasi oleh sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845, Urbain Le Verrier mulai riset mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846, Johann Gottfried Galle menemukan lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama Neptunus, hampir pada posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
Kemiringan sumbu
Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan kemiringan sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi lebih seperti bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu solstis Uranian, satu kutubnya menghadap Matahari terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya. Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Tiap kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar 42 tahun, diikuti dengan 42 tahun yang gelap. Dekat waktu ekuinoks, Matahari menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian siang-malam sama seperti yang terlihat pada kebanyakan planet lain. Uranus mencapai ekuinoks terkininya pada tanggal 7 December 2007
Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata dalam satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar dari Matahari daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih panas ekuatornya daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang menyebabkan hal ini tidak diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan sumbu Uranus juga tidak diketahui pasti, namun perkiraan umum adalah bahwa selama pembentukan Tata Surya, protoplanet seukuran Bumi bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut. Kutub selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat Voyager 2 tahun 1986. Penyebutan kutub ini sebagai “selatan” menggunakan definisi yang sekarang disetujui oleh Persatuan Astronomi Internasional, yaitu bahwa kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang menunjuk ke atas bidang invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu berputar.Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut aturan tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi.Menurut sistem koordinat yang belakangan ini, kutub utara Uranus adalah yang disinari Matahari pada tahun 1986.
Kecemerlangan
Dari tahun 1995 sampai 2006, magnitudo tampak Uranus berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat mata telanjang pada +6.5. Diameter angularnya antara 3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur untuk Saturnus dan 32 sampai 45 detik busur untuk Jupiter.Saat oposisi, Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak terpolusi cahaya, dan menjadi sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong. Dalam teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif antara 15 dan 23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat dengan penggelapan tepi yang khas. Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar, pola-pola awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti Titania dan Oberon, mungkin juga kelihatan.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus, dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, “raksasa es”. Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak “es” seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon.Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks, dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air, dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana.Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak bulan. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan bulan-bulannya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam)
Orbit dan Rotasi
Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA). Intensitas sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi.Elemen orbitnya dihitung pertama kali tahun 1783 oleh Pierre-Simon Laplace. Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati, dan pada tahun 1841, John Couch Adams pertama kali mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan gravitasi oleh sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845, Urbain Le Verrier mulai riset mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846, Johann Gottfried Galle menemukan lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama Neptunus, hampir pada posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
Kemiringan sumbu
Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan kemiringan sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi lebih seperti bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu solstis Uranian, satu kutubnya menghadap Matahari terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya. Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Tiap kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar 42 tahun, diikuti dengan 42 tahun yang gelap. Dekat waktu ekuinoks, Matahari menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian siang-malam sama seperti yang terlihat pada kebanyakan planet lain. Uranus mencapai ekuinoks terkininya pada tanggal 7 December 2007
Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata dalam satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar dari Matahari daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih panas ekuatornya daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang menyebabkan hal ini tidak diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan sumbu Uranus juga tidak diketahui pasti, namun perkiraan umum adalah bahwa selama pembentukan Tata Surya, protoplanet seukuran Bumi bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut. Kutub selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat Voyager 2 tahun 1986. Penyebutan kutub ini sebagai “selatan” menggunakan definisi yang sekarang disetujui oleh Persatuan Astronomi Internasional, yaitu bahwa kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang menunjuk ke atas bidang invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu berputar.Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut aturan tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi.Menurut sistem koordinat yang belakangan ini, kutub utara Uranus adalah yang disinari Matahari pada tahun 1986.
Kecemerlangan
Dari tahun 1995 sampai 2006, magnitudo tampak Uranus berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat mata telanjang pada +6.5. Diameter angularnya antara 3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur untuk Saturnus dan 32 sampai 45 detik busur untuk Jupiter.Saat oposisi, Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak terpolusi cahaya, dan menjadi sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong. Dalam teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif antara 15 dan 23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat dengan penggelapan tepi yang khas. Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar, pola-pola awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti Titania dan Oberon, mungkin juga kelihatan.
Planet Neptunus
Merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari.Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam., sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa. Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus dibentuk oleh es dan batu dengan sekitar 15% hidrogen dan sedikit helium. Seperti UranusTapi tidak seperti Jupiter dan Saturnus, Dia tidak bisa memiliki lapisan internal yang berbeda. Neptunus memiliki inti kecil (Tentang ukuran Bumi) terdiri dari material berbatu. Suasana sebagian besar hidrogen dan helium dengan sejumlah kecil gas metana-yang berbeda.
Ciri-Ciri
NO | JENIS | HASIL |
1 | Nama Planet | Neptunus |
2 | Kala Rotasi | 16,1 Jam |
3 | Kala Revolusi | 164,8 tahun |
4 | Atmosfer | Hidrogen, Helium, Metana, Air, Amonia, dsb |
5 | Satelit Alam | (8) di antaranya Triton, Proteus, Nereid |
6 | Jarak Di Matahari | 4.450 juta km |
7 | Diameter Planet | 49.530 km |
8 | Warna Planet | biru |
Langganan:
Postingan (Atom)